Ini adalah mimpi 2 tahun lalu ketika masih menjadi seorang mahasiswi semester 5 di salah satu Universitas negeri di kota Malang. Belum pernah sebelumnya mengalami kejadian hebat seperti ini. Berawal dari keinginan besarku untuk bertemu Rosulullah (dalam mimpi) seperti yang pernah dialami Wirda, putri sulung Ustad Yusuf Mansur. Dengan bermodalkan surat Muhammad yang kerap kali aku amalkan sebelum tidur, penuh harap suatu saat beliau menghampiriku dalam mimpi.
Namun sungguh berbeda dengan yang aku harapkan. Yang aku temui bukanlah sosok nabi, melainkan sosok lain yang menjelma seperti seorang malaikat. Badannya tinggi besar dan memakai jubah hitam. Tak begitu jelas bagaimana rupanya, namun ketika aku melihatnya kurasakan ada kekuatan besar yang membuatku takut untuk sekedar melihat wajahnya.
Mereka menghampiriku ketika aku sedang duduk sendiri di sebuah taman. Mereka mengajakku pergi ke sebuah tempat yang aku tak pernah kutahu sebelumnya. Mereka tak banyak mengajakku berbincang. Hingga ketika sudah sampai di tempat yang baru, tak disangka salah satu dari 2 makhluk itu menunjuk ke langit mengisyaratkan adanya sesuatu yang ingin mereka tunjukkan. Aku kaget bukan kepayang melihat setiap detail dosa yang pernah kulakukan di dunia ini (nyata) melalui slideshow yang ditampakkan.
Aku lupa bagaimana mereka memperkenalkan diri akan tetapi yang masih kuingat dengan jelas ketika mereka berkata “Inilah dosa-dosa yang pernah kamu lakukan kepada orang tuamu.” Tak banyak basa-basi, air mataku menetes deras, menangis sesenggukan kala kulihat sendiri bagaimana sikap dan kelakuanku dahulu kepada mereka yang telah membesarkanku. Aku terus berpikir, apakah ini hari-hari terakhirku di dunia atau? Kulihat baterai handphoneku (dalam mimpi) yang semula penuh tiba-tiba berkurang hingga menjadi 16%. Apakah ini sebuah pertanda ataukah hanya bunga mimpi belaka?
Malam berikutnya, mimpi yang aku dapatkan mengisyaratkan akan hal yang berbeda. Entah siapa yang mendatangiku, sesosok yang sama seperti pada mimpi sebelumnya. Ia mengingatkanku akan bagaimana ibadah sebenarnya mampu menjemput impian seseorang. Ia datang tak lebih dari 50 detik, berkata dengan keras, tegas dan lugas. Aku terbangun seketika sesaat setelah ia mengatakan “Bagaimana kau bisa mendapatkan apa yang menjadi impianmu bila saat ini saja kau melalaikan ibadahmu?”
Dan memang saat itu aku melewatkan sholat malamku karena kondisiku yang sedang sakit. Yang aku rasakan adalah betapa lemah iman yang kumiliki hingga untuk sekedar membasuh muka dan menatap Sang Pemilik Hidup saja masih dirasa berat.