Maksiat / Dosa / Godaan Archives | Laman 2 dari 3

20 Desember 2015 By Mimpi Rohani

Mimpi Seorang Imam

Saya pernah bermimpi pada suatu malam, waktu itu diperkirakan pukul 12.30. Saya bermimpi ditegur oleh suara dari guru saya yang isinya “JANGAN MEMBOHONGI UMAT” langsung saya terbangun dengan mimpi itu. Kebetulan waktu itu saya sering mengisi khutbah jumat dan imam di mushalla dekat rumah juga saat itu saya sedang kuliah di sebuah perguruan tinggi Islam. Setelah mimpi itu saya selalu memikirkan apakah gerangan maksud dari mimpi itu.

Sampai suatu saat ayah saya menegur saya, “Kamu kalau kuliah jangan sambil pacaran, karena nanti ilmu mu tidak berkah” dari kalimat itu saya sadar bahwa saya sedang dekat dengan seorang mahasiswi satu kampus dari itu saya rasa itulah jawaban mimpi saya bahwa “jangan membohongi umat” karena seorang imam dan pengisi khutbah hendaknya menjaga diri dari hal hal yang merupakan larangan agama.

Pacaran merupakan jalan syaitan untuk menggoda hamba Allah untuk berbuat dosa. Terima kasih.

11 Desember 2015 By Mimpi Rohani

Mimpi Meninggal Dunia

Saya pernah bermimpi meninggal dunia. Masih ingat saat dibawa di keranda orang-orang yang mengantar ragaku ke tempat pemakaman. Ada yang memujiku, dan yang mengejekku. Itu perbuatan selama hidupku yang direkam orang-orang dilingkunganku. Tapi mulut gak bisa bicara tapi telinga mendengar. Saat dikubur terasa begitu gelap. Begitu orang-orang pulang. Aku didatangi suara tanpa bentuk. Suara yang menyeramkan. Saat ditanya tentang agama, nabi, imam, mulut terasa kaku. Aku teriak menyesali dosa-dosa yang pernah kuperbuat. Aku kemudian dibawa ke suatu tempat dimana disana bagai padang pasir; tak ada pohon yang tumbuh. Ada satu yang hidup tanpa daun. Suasana mencekam seperti mendung tanpa cahaya apapun; seperti malam saat bulan tertutup kabut tipis. Aku terus berjalan tanpa arah. Tak ada yang menemaniku. Aku masih bimbang apakah ini yang namanya alam mahsayaar. Dimana pandangan tanpa batas. Tanpa dinding penghalang. Hanya doaku dalam hati yang masih tersisa. Kembalikan aku ke dunia ya robbi. Akhirnya aku terjaga. Itulah sepenggal kisah mimpi yang tidak dapat saya lupakan selama hidupku.

4 Desember 2015 By Mimpi Rohani

Mimpi atau Mati Sungguhan?

Mimpi melihat diri sendiri mati, jasad tergeletak dikelilingi sanak keluarga, teringat betul mencoba memegang ibu untuk memberi tahu ini aku disini masih hidup tapi ternyata tembus, ga bisa di pegang. Kemudian ayah, mba, tetangga pun semua orang tetap sama, semuanya tembus, bicara maupun teriak tidak ada yang bisa mendengar, sekian lamanya kemudian baru menyadari mungkinkah aku sudah benar-benar mati sungguhan??

Ya Allah, begitu cepatnya hidup ini, kemarin masih hidup masih bisa apa saja lalu tiba-tiba aku sudah mati. Secepat inikah ajal ku? Betapa seperti mimpi hidup ini hari ini sudah mati dan tinggal cerita tentang aku dan hidupku, padahal terlalu banyak dosa yang kulakukan, terlalu banyak waktu yang terbuang sia sia, terlalu banyak ibadah dan kebaikan yang ku tinggalkan tanpa menyesal. Saat itu semua dosa, kesalahan seakan terlihat, hanya mampu menyesal dan menangis, serta minta taubat, memohon kepada Allah untuk diberi hidup lagi di dunia sebentar saja janji akan menggunakan sebaik mungkin, untuk ibadah, untuk beramal, dan melakukan segala kebaikan, tapi seakan sia sia, semuanya terlambat, seakan ada yang berkata “Bukankah di dunia sudah diingatkan, kenapa baru sekarang sadar dan menyesal.!!?” Hanya tangisan, penyesalan, dan rasa takut luar biasa yang bisa dirasakan saat itu.

Sekian lamanya kejadian itu, kemudian terbangun memegang tangan pipi ternyata Alhamdulilah masih hidup, langsung mandi solat dan berdoa minta ampun, taubat dan terimakasih masih diberi kesempatan hidup, lalu kemudian diingat-ingat lagi tentang hari itu tapi agak susah, sampe benar-benar ingat hari itu pulang sekolah (masih mts/smp) lalu tertidur tanpa sadar.

Ini ASLI pernah ku alami, mungkin sama persis seperti yang dikatakan para ulama, ustadz, dan kyai, tapi itulah faktanya memang benar demikian.

30 November 2015 By Mimpi Rohani

Mimpi Yang Berdarah

Mimpi saya ini sekitar 5 tahun lalu. Saya merasakan seperti manusia yang akan dicabut rohnya. Saya merasakan roh saya bergerak dari ujung kaki saya terus menjalar sampai ke seluruh badan saya. Pertama rasanya seperti kesemutan sampai pada bagian perut rasanya mulai terasa sakit, seperti tulang ikan yang dicabut dagingnya. Rasa sakit itu terus naik sampai ke dada dan rasanya seperti tertimpa sebuah gunung hingga saya tak bisa bernafas; dan akhirnya rasa sakit itu tiba di tenggorokan hingga seperti tercekik rasanya seperti seekor sapi yang dipotong lehernya hingga saya mengeluarkan banyak darah dari mulut saya seperti air mancur.

Saya merasakan bantal, leher dan pipi saya penuh dengan darah, dan saat itu saya lihat diatas saya seperti sebuah layar bioskop. Satu per satu orang-orang yang ada dihidup saya yang telah tiada datang menghampiri saya. Setelah semua pergi saya seperti melihat sebuah film dimana peran utamanya adalah saya sendiri. Disitu Tuhan memperlihatkan semua dosa-dosa yang telah saya lakukan semasa hidup. Saya menangis seperti seorang anak kecil bahkan saya merasa saya mengeluarkan air mata darah saking saya takut akan dosa-dosa yang pernah saya lakukan. Saat itu saya hanya bisa meminta ampun dan memohon untuk diberikan kesempatan hidup kembali untuk berubah.

Tiba-tiba ujung kaki saya bisa bergerak dan saya terbangun tepat jam 1 tengah malam. Badan saya terasa sakit khususnya bagian tenggorokan saya. Saya lihat disisi bantal saya ada sedikit darah entah itu dari mana. Itulah pengalaman saya merasakan mungkin seperti sakaratul maut.

28 November 2015 By Mimpi Rohani

Mimpi Makhluk Berjubah Hitam

Ini adalah mimpi 2 tahun lalu ketika masih menjadi seorang mahasiswi semester 5 di salah satu Universitas negeri di kota Malang. Belum pernah sebelumnya mengalami kejadian hebat seperti ini. Berawal dari keinginan besarku untuk bertemu Rosulullah (dalam mimpi) seperti yang pernah dialami Wirda, putri sulung Ustad Yusuf Mansur. Dengan bermodalkan surat Muhammad yang kerap kali aku amalkan sebelum tidur, penuh harap suatu saat beliau menghampiriku dalam mimpi.
Namun sungguh berbeda dengan yang aku harapkan. Yang aku temui bukanlah sosok nabi, melainkan sosok lain yang menjelma seperti seorang malaikat. Badannya tinggi besar dan memakai jubah hitam. Tak begitu jelas bagaimana rupanya, namun ketika aku melihatnya kurasakan ada kekuatan besar yang membuatku takut untuk sekedar melihat wajahnya.

Mereka menghampiriku ketika aku sedang duduk sendiri di sebuah taman. Mereka mengajakku pergi ke sebuah tempat yang aku tak pernah kutahu sebelumnya. Mereka tak banyak mengajakku berbincang. Hingga ketika sudah sampai di tempat yang baru, tak disangka salah satu dari 2 makhluk itu menunjuk ke langit mengisyaratkan adanya sesuatu yang ingin mereka tunjukkan. Aku kaget bukan kepayang melihat setiap detail dosa yang pernah kulakukan di dunia ini (nyata) melalui slideshow yang ditampakkan.

Aku lupa bagaimana mereka memperkenalkan diri akan tetapi yang masih kuingat dengan jelas ketika mereka berkata “Inilah dosa-dosa yang pernah kamu lakukan kepada orang tuamu.” Tak banyak basa-basi, air mataku menetes deras, menangis sesenggukan kala kulihat sendiri bagaimana sikap dan kelakuanku dahulu kepada mereka yang telah membesarkanku. Aku terus berpikir, apakah ini hari-hari terakhirku di dunia atau? Kulihat baterai handphoneku (dalam mimpi) yang semula penuh tiba-tiba berkurang hingga menjadi 16%. Apakah ini sebuah pertanda ataukah hanya bunga mimpi belaka?

Malam berikutnya, mimpi yang aku dapatkan mengisyaratkan akan hal yang berbeda. Entah siapa yang mendatangiku, sesosok yang sama seperti pada mimpi sebelumnya. Ia mengingatkanku akan bagaimana ibadah sebenarnya mampu menjemput impian seseorang. Ia datang tak lebih dari 50 detik, berkata dengan keras, tegas dan lugas. Aku terbangun seketika sesaat setelah ia mengatakan “Bagaimana kau bisa mendapatkan apa yang menjadi impianmu bila saat ini saja kau melalaikan ibadahmu?”

Dan memang saat itu aku melewatkan sholat malamku karena kondisiku yang sedang sakit. Yang aku rasakan adalah betapa lemah iman yang kumiliki hingga untuk sekedar membasuh muka dan menatap Sang Pemilik Hidup saja masih dirasa berat.