Aku pernah bermimpi di dalam mimpiku aku ketemu seseorang yang tinggi besar dan mukanya tidak menyerupai manusia tetapi hanya pantulan cahaya yang kelihatan. Di dalam mimpi aku bertanya kamu siapa dan dia menjawab “Aku malaikat maut sang pencabut nyawa”. Dan aku bertanya lagi kamu mau kemana. Dia menjawab “Aku mau menjemput seseorang dibelakang sana” dan dia langsung pergi. Tak lama kemudian dia balik. Dan berkata tunggu giliranmu dan akupun menjawab kapan? Diapun sambil tersenyum menawab “Itu rahasia hanya Allah dan aku yang tahu” dan ketika aku terbangun suara pertama aku dengar hanya berita duka yang di umumkan di masjid benar-benar nyata.
Pesan Sang Kuda Terbang
Pesan Sang Kuda Terbang
Saya bermimpi sedang dalam keramaian, saya dikerjain atau diisengin orang dengan cara dilempari batuan kerikil terus-menerus. Saya melihat orang itu dan berusaha melempar balik dengan batuan kerikil darinya tetapi karena mereka banyak temannya yang membantu melempariku, akupun kewalahan dan lari. Merekapun mengejar dan terus mencariku, akupun terus berlari sampai kehujanan, lewati sawah-sawah, kebun-kebun sampai hari gelap mereka terus mengejar. Nafaspun terengah-engah di suatu tempat diperkebunan lariku terhenti; ada seekor kuda terbang di belakangku seakan sedang mengikutiku. Kudekati dan kutanya siapa anda? Dan dia jawab: saya utusan Rasululloh saw, kamu ucapkan Allahu Akbar! untuk mengadapi mereka. Setelah berpesan begitu kuda tadi menghilang.
Kaki pun melangkah keluar perkebunan, dan sesampainya di jalan bertemu lagi dengan segerombolan orang yg melempariku tadi mereka hendak mengeroyokku lagi, seketika itu ku ucapkan takbir Allahuakbar! Dan orang2 tadi lari terbirit2. Dan aku pun bersujud di jalan tadi sembari berucap alhamdulillah…., terima kasih ya allah.ya rosulullah.
Mimpi Makhluk Berjubah Hitam
Ini adalah mimpi 2 tahun lalu ketika masih menjadi seorang mahasiswi semester 5 di salah satu Universitas negeri di kota Malang. Belum pernah sebelumnya mengalami kejadian hebat seperti ini. Berawal dari keinginan besarku untuk bertemu Rosulullah (dalam mimpi) seperti yang pernah dialami Wirda, putri sulung Ustad Yusuf Mansur. Dengan bermodalkan surat Muhammad yang kerap kali aku amalkan sebelum tidur, penuh harap suatu saat beliau menghampiriku dalam mimpi.
Namun sungguh berbeda dengan yang aku harapkan. Yang aku temui bukanlah sosok nabi, melainkan sosok lain yang menjelma seperti seorang malaikat. Badannya tinggi besar dan memakai jubah hitam. Tak begitu jelas bagaimana rupanya, namun ketika aku melihatnya kurasakan ada kekuatan besar yang membuatku takut untuk sekedar melihat wajahnya.
Mereka menghampiriku ketika aku sedang duduk sendiri di sebuah taman. Mereka mengajakku pergi ke sebuah tempat yang aku tak pernah kutahu sebelumnya. Mereka tak banyak mengajakku berbincang. Hingga ketika sudah sampai di tempat yang baru, tak disangka salah satu dari 2 makhluk itu menunjuk ke langit mengisyaratkan adanya sesuatu yang ingin mereka tunjukkan. Aku kaget bukan kepayang melihat setiap detail dosa yang pernah kulakukan di dunia ini (nyata) melalui slideshow yang ditampakkan.
Aku lupa bagaimana mereka memperkenalkan diri akan tetapi yang masih kuingat dengan jelas ketika mereka berkata “Inilah dosa-dosa yang pernah kamu lakukan kepada orang tuamu.” Tak banyak basa-basi, air mataku menetes deras, menangis sesenggukan kala kulihat sendiri bagaimana sikap dan kelakuanku dahulu kepada mereka yang telah membesarkanku. Aku terus berpikir, apakah ini hari-hari terakhirku di dunia atau? Kulihat baterai handphoneku (dalam mimpi) yang semula penuh tiba-tiba berkurang hingga menjadi 16%. Apakah ini sebuah pertanda ataukah hanya bunga mimpi belaka?
Malam berikutnya, mimpi yang aku dapatkan mengisyaratkan akan hal yang berbeda. Entah siapa yang mendatangiku, sesosok yang sama seperti pada mimpi sebelumnya. Ia mengingatkanku akan bagaimana ibadah sebenarnya mampu menjemput impian seseorang. Ia datang tak lebih dari 50 detik, berkata dengan keras, tegas dan lugas. Aku terbangun seketika sesaat setelah ia mengatakan “Bagaimana kau bisa mendapatkan apa yang menjadi impianmu bila saat ini saja kau melalaikan ibadahmu?”
Dan memang saat itu aku melewatkan sholat malamku karena kondisiku yang sedang sakit. Yang aku rasakan adalah betapa lemah iman yang kumiliki hingga untuk sekedar membasuh muka dan menatap Sang Pemilik Hidup saja masih dirasa berat.
Singgasana Tuhan
Aku berasal dari keluarga sederhana, pengetahuan agama juga pas-pasan, artinya tidak begitu fanatik.
Jatuh bangun dalam mengarungi kehidupan telah membawaku bertemu seorang pembimbing rohani .
Setelah bertemu beliau…. kuceritakan seluruh pengalaman kehidupan pada beliau.
Di padepokan itu aku ditanya tentang agama…. aku jawab Islam …. padahal cuma KTP, karena menjawab Islam beliau menyuruhku berwudhu…. tanpa doa alias cuci muka. Sepertinya beliau telah mengetahui apa yang aku lakukan. Setelah itu ada seorang laki-laki yang akan menuntunku melakukan sedikit ritual …..
Aku disuruh menghadap kiblat… laki-laki itu menuntunku membaca doa … yang sekarang aku mengenalnya sebagai “dua kalimat sahadat”. Setelah itu…. aku dituntun untuk lebih mendalam…. dengan menirukan sebuah kata “astagfirulahaladzim” … yang sekarang aku menyebutnya kata “istigfar”. Pembimbing menuntunku mengucapkanya berkali-kali sepenuh hati sambil mengingat segala bentuk dosa yang pernah ada serta aniaya yang aku terima. Aku menangis dalam pengakuan dosa kala itu, setelah ritual tersebut…. pikiran seperti tiada beban, seperti ringan dan cerah. Lalu pembimbing berkata ….. datang kesini seminggu lagi.. dan dirumah kerjakan sholat dengan doa semampumu.
Dirumah mulai belajar menghafal Qur’an surat pendek, giat dan tekun. Tepat sehari besok siang aku kembali ke padepokan, malam sebelumnya aku bermimpi…. punya rumah yang jendelanya menghadap gunung berwarna ungu cemerlang dengan cahaya emas. Lalu tiba-tiba ada dua orang laki-laki datang …. dan membawaku keluar dari jendela …. seperti terbang menuju puncak gunung tersebut. Dipuncak gunung tersebut telah banyak berkumpul sosok seperti laki laki berjubah sangat menyilaukan mata. Aku dibawa diantara mereka…. lalu seorang laki laki datang membawa setrika , …. dan laki laki yang membawaku itu menempelkan setrika itu dikeningku, bagai setempel. Lalu aku diberi cermin. Aku lihat di keningku ada tulisan Arab… yang semula aku tidak bisa membaca … akhirnya aku bisa mengeja yaitu “Arsy”. Ketika aku bisa menbaca…. akupun protes…. pak….. namaku bukan Arsy…. tapi Sari. Laki laki itu menoleh tapi tidak ambil peduli dan berlalu…. lenyap bersama yang lain.
Siangnya kuceritakan mimpiku pada pembimbing…. Beliau mengatan Arsy adalah Singgasana Tuhan.
7 tahun sudah peristiwa itu berlalu, selama itu pula aku cari tahu tentang Arsy. Yang aku ketahui Arsy adalah singgasana yang berputar …. diputar oleh banyak malaikat … sambil memutar mereka bertasbih “Subhanallah walhamdulillah walaa illa hailallah waulohu akbar laa haula wala quwata illa bilahil aliyil adzim”, ini zikirku.
Malaikat Jibril
Saya pernah mimpi ketemu malaikat jibril, waktu itu saya liat diri saya di rumah, lagi lihat lewat jendela, setelah itu saya lihat hujan api yg besar & banyak, saya pun merasa ketakutan, & saya lihat ada orang turun dari langit, saya gak kenal itu siapa, dia langsung berkata kalau dia malaikat jibril, saya merasa ketakutan karena hujan api itu, & meminta maaf kalau punya dosa, malaikat bilang didunia ini sudah tidak ada yang ingat ALLAH, semua pada sibuk sendiri-sendiri, gak ada yg mau sholat, saya pun jawab, saya akan kasih tau orang-orang dengan nada ketakutan sambil meminta maaf pd ALLAH, setelah saya sujud, malaikatnya hilang, & hujan api pun hilang. Masih banyak mimpi saya yang lainnya. Saya pernah mimpi mukenah dah tasbih terbang mengelilingi saya, mimpi orang keluar dari pintu surga & dia sholat menghadap kiblat, masih banyak yang lainnya.