Saya lahir dari orang tua yang berbeda keyakinan yang mengharuskan saya untuk ikut keduanya. Karena papa tugas diluar kota, jadi papa sering kali meninggalkan kami. Disaat papa tidak dirumah, saya selalu diajak ke gereja sama mama. Tetapi kalau papa dirumah, papa sering ajar kami ngaji dan sholat. Begitulah yang saya lalui disetiap harinya bersama saudara saudara saya. Singkat cerita disaat saya berumur 11 tahun, ada dorongan untuk belajar keyakinan dari kedua orang tua saya. Pada suatu malam saya bermimpi. Saya lagi di kejar kejar oleh prajurit prajurit romawi. Saya lari dengan penuh ketakutan, lalu saya tiba pada satu jalan buntu yang membuat saya harus menyerah. Tidak ada tempat lagi untuk bersembunyi, lalu saya mendengar prajurit itu berteriak “Dia ada disana.” Mereka akhirnya melihatku dengan sepintas saya mengatakan “Tuhan tolong saya.” Saat itu juga ada cahaya terang seperti asap, memeluk saya. Saya tidak melihat rupanya, saya hanya melihat asap yang bercahaya putih bersih yang berbentuk seperti manusia. Disaat dalam pelukannya, saya dapat melihat jelas prajurit-prajurit itu mondar-mandir mencari saya. Saya berada dekat dengan mereka, tapi mereka tidak melihat saya. Akhirnya merekapun meninggalkan tempat itu. Lalu cahaya itu melepaskan saya, dan berkata, “Jangan takut dan bimbang hatimu, ikutlah aku” Karena saat itu saya masih dalam perasaan kaget, saya hanya terdiam, belum sempat saya menanyakan siapa Dia? Dia menghilang, membuat saya terbangun.
Singkat cerita, saat papa saya meninggal dunia. Disaat saya duduk dibangku SMA saya menghadapi banyaknya masalah sampai saya menangis sejadi jadinya pada Tuhan. Sampai sayapun tertidur, saat itu saya kembali bermimpi, cahaya yang terang, berbentuk seperti asap tebal, putih bersih. Saya tidak melihat rupanya, datang memeluk saya. Sayapun menceritakan semua yang saya alami dan semua perbuatan saya. Dia tetap memeluk saya, dan mengatakan “Saya mengasihimu.” Ternyata dia itu Isa Almasih.